Rahasia Alutsista Indonesia 2014

Seperti kita semua tahu selama 30 tahun berkuasa Pak Harto selalu berkiblat ke blok barat dalam hal pengadaan alutsista.

PT.PAL Mulai Bangun Kapal PKR 10514

Setelah sekian lama “mbulet” mencari dan mencari, Indonesia akhirnya mulai membangun armada kapal perang produksi dalam negeri.

Tank Medium PT.Pindad

Indonesia dan Turki sepakat bekerjasama untuk mengembangkan tank medium baru. Kesepakatan ini ditandatangani 6 Februari 2014 di Jakarta, antara perusahaan FNSS Turki dengan PT Pindad Indonesia, untuk mengembangkan tank bagi keperluan TNI AD.

Kapal Selam Indonesia Siap Diproduksi PT.Pal

Jakarta – Komisi Bidang Pertahanan DPR-RI dan pemerintah sepakat tentang suntikan dana senilai US$ 250 juta atau Rp 2,5 triliun untuk memproduksi kapal selam di Surabaya- Jawa Timur.

Radar Pertahanan Indonesia Ditambah

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menilai radar khusus militer di Indonesia masih kurang. Untuk menutupi kekurangan tersebut, Kemenhan bekerja sama dengan radar sipil atau radar sekunder.

28 January 2015

Pos Penjagaan Malaysia di Wilayah RI ?


Nunukan – DPRD Nunukan Kalimantan Utara meminta pemerintah melakukan koordinasi dengan pemerintah Malaysia terkait pembanguan pos penjaga kemananan oleh pemerintah Malaysia di Kayu Mati. Berdasarkan laporan beberapa warga, pos yang dibangun pertenganan November tersebut diduga melanggar batas wilayah negara.

 Salah satu warga Nunukan yang sering beraktivitas memasang bubu sejak sebelum tahun 1963, Imam Basran, memastikan patok perbatasan berada jauh dari pos kayu mati yang dibangun Pemerintah Malaysia. “Sekitar tahun 60an saya kerja kelong di situ. Patok itu masuk bagian dalam dari Kayu Mati. Mungkin bisa lebih dari 200 meter. Menurut informasi itu batas Inggris, tidak tahu apakah sama sama Belanda. Saya temukan sekitar tahun 60, saya di sini tahun 57. Saya berusaha tahun 65. Setelah konfrontasi tidak lagi. Waktu itu ndak ada (pos Penjagaan) setelah konfrontasi tidak bisa lagi karena Malaysia sudah membuat pos terapung,” ujar Imam Basran, Senin (26/01/2015).

 Atas laporan warga tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPRD Nunukan Niko Hartono, meminta pemerintah Indonesia melakukan koordinasi dengan Pemerintah Malaysia terhadap keberadaan pos keamanan di Kayu Mati. ”Dengan pembangunan pos Malaysia di dekat Pos Sekaca tentunya dari TNI harus tegas melihat posisi pos apakah masuk Indonesai? Masuk atau tidak masuknya patok, ini harus disikapi dengan jelas. Sehingga ke depan itu negara kita ini utuh. Sehingga hal-hal yang muncul kemudian hari bisa diselesaikan dari sekarang.

 Jangan sampai dibiarkan sampai berlarut sehingga merugikan negara sendiri,” ujar Niko. Niko pun meminta ketegasan Pemerintah terhadap permasalahan kerusakan patok yang belum jelas penanganannya. “Kayak di BSI, itu kan ada patok yang dirusak. Sampai sekarang itu penyelidikan tentang patok itu tidak selesai. Ini mau diapakan? Ini karena tidak ada perhatian dari pemerintah pusat, karena masalah teritorial ini kan masalah pusat.

 Dalam waktu dekat kita juga mau meninjau terkait pembanguan pos itu. Untuk memastikan lebih jelas apakah masuk wilayah Indonesia atau tidak,” ujar dia. (Kompas.com).

25 September 2014

Nasionalisme Sempit dan Tantangan Tri Sakti

Perhatikan Posisi Indonesia di Tahun 2050
SAYA sangat kagum pada beberapa media besar dan para akademisi lulusan Barat yang tidak menuding kampanyenya Trisakti JW-JK dan Mandiri Ekonominya PS-HR sebagai nasionalis sempit, sebagaimana mereka melakukannya terhadap saya. Setelah JW-JK menjadi pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, saya menjadi lebih kagum lagi saat mereka menyetujui pengurangan subsidi BBM hanya dengan alasan subsidi salah sasaran dan impor Migas telah membuat defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan terus membengkak hingga mencapai 3,6 persen terhadap PDB.

Dalam soal subsidi, sebagaimana saya menyampaikan kajian ke berbagai lembaga di negara ini dan kepada media massa cetak dan elektronik, metode berpikir dan bersikapnya patuh dan layak (comply and proper) pada konstitusi. Alhasil aliran berpikirnya menjadi sistemik struktural, bukan hanya pada persoalan pasokan (supply) dan permintaan (demand), tidak sekedar mekanisme pasar.

Kini setelah Trisakti (berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam budaya) dan Revolusi Mental telah berhasil merebut hati pemilih Indonesia yang membawa JW-JK menjadi pemimpin negara dan pemerintahan 2014-2019, DPP PDIP dalam Rakernas IV-nya di Semarang 19-20 September lalu menyatakan bahwa Pemerintahan JW-JK adalah momentum pembuktian bekerjanya idelologi (konstitusi) dalam negara sehingga muncul kebanggaan sebagai bangsa. Jika demikian, apakah mengurangi subsidi BBM merupakan pembuktian kepatuhan terhadap ekonomi konstitusi dan kebijakan yang pantas karena tekad menegakkan Trisakti ?

Kita tentu ingat bagaimana JW menyatakan saat kampanye bahwa dia akan patuh pada konstitusi dan bahwa hanya konstitusi yang bisa memerintah pemimpin. Jauh sebelum itu, beberapa tokoh lulusan Barat yang dikenal sebagai kelompok Mafia Berkeley, sejak era Soeharto sampai dengan era reformasi sekarang ini menyatakan ekonomi konstitusi, atau meminjam istilah Prof Mubiyarto sebagai ekonomi kerakyatan adalah ketinggalan zaman. Di masa amandemen UUD 1945, mereka berjuang mengubahnya. Tetapi perjuangan mereka gagal sebagian dan sukses sebagian. Kegagalan mereka adalah gagal mengubah pasal 33 ayat (1,2,3) UUD 1945. Namun mereka sukses memangkas penjelasannya sekaligus memasukkan ayat 4
.
Pada krisis 2008 dan 2011 yang melanda AS, saya kira mereka
terkejut karena Presiden AS Barack H Obama menyatakan, “buy American.” Nicolas Sarkozy, PM Perancis juga mengatakan yang sama, “buy European.” Memang semua negara OECD dan negara pesaing baru OECD mengutamakan kepentingan negaranya sendiri.

Orientasinya adalah ke dalam, ”inward looking,” sebuah gagas yang saya lontarkan sejak saya di DPR dalam menghadapi krisis multi dimensi 1997/1998. Gagas saya inilah yang dimaki-maki oleh media besar dan beberapa tokoh lulusan Barat sebagai nasionalisme sempit. Salah satu gagas saya yang waktu itu ditolak dan kemudian sekarang diakui adalah pembatasan kepemilikan asing pada industri perbankan.

Saya pun menolak mengklasifikasikan perbankan hanya universal banking dan rural banking. Kini dalam pembahasan perubahan UU 10/1998 tentang perubahan UU 7/1992 tentang Perbankan, gagas saya diadopsi dan diadaptasi. Saya bertanya, ke mana saja mereka selama 16 tahun ? Begitu juga saat tema Trisakti dan Ekonomi Mandiri mengemuka dalam kampanye Pilpres 2014, tidakkah hal itu merupakan pengakuan bahwa ideologi ekonomi yang mereka pilih dan terapkan selama puluhan tahun adalah sebuah kesalahan dan mengakibatkan sirnanya kedaulatan ekonomi bangsa dan lenyapnya kebanggaan sebagai bangsa?

Kini, soalnya bukan lagi pada tema kampanye atau pada retorika, tapi pada seberapa kental dan mendalamnya kita berpegang pada komitmen menjalankan dan menegakkan ekonomi konstitusi. Saya belum bisa menjawab pertanyaan ini karena akan sangat tergantung pada siapa orang-orang yang dipilih JW-JK untuk duduk sebagai pembantu Presiden dan Wapres.

Saya teringat pada 2004 bagaimana pentingnya Presiden SBY-JK untuk tidak memilih Menteri-menteri kaki tangan asing dan berbau korupsi. Sekarang, JW menyatakan tidak merekrut orang yang mempunyai beban masa lalu. Nah, jika pengertian beban masa lalunya hanya pada persoalan korupsi keuangan negara, dan mengabaikan korupsi konstitusi, saya kuatir Revolusi Mental tinggal sebagai kata-kata.

Saya pun kuatir, hasil rekrutmen para Menteri malah membuktikan berlanjutnya penghianatan terhadap ekonomi konstitusi. Insya Allah tidak demikian karena saat mencium bendera merah putih di makam Si Pitung, JW sendiri yang menyatakan bahwa saatnya perlawanan dimulai.

Jakarta, 21 September 2014
Ichsanuddin Noorsy

*Penulis merupakan pengamat ekonomi-politik dan kebijakan publik

Pemerintah dijadikan kambing hitam PHK pekerja tambang

Unjuk rasa pekerja tambang

Merdeka.com - Solidaritas Para Pekerja Tambang Nasional (Spartan) menuding pemerintah telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) para pekerja tambang. Sebab, kebijakan Pemerintah dalam memberlakukan larangan ekspor mineral mentah menyebabkan banyak pekerja tambang kehilangan mata pencaharian.

"Pemerintah nyata-nyata telah melanggar hak pekerja tambang sebagai warga negara untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak," ujar Koordinator Pusat Informasi Spartan Juan Forti Silalahi dalam diskusi bertajuk 'Pemerintah Wajib Bertanggung Jawab atas PHK Massal Pekerja Tambang' di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu (15/1).

 Pemerintah sebelumnya telah diingatkan akan potensi terjadinya PHK massal akibat penerapan Undang-undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Minerba). Tetapi, pihaknya menuding pemerintah mengabaikan imbauan itu. "Kami ingin menyatakan, para pekerja pada dasarnya tidak menerima PHK massal.

 Tetapi Pemerintah menyebut PHK massal adalah pepesan kosong," terang dia. Pemerintah juga dituding tidak menganggap persoalan yang bakal dihadapi para pekerja tambang sebagai masalah serius. Hal itu terbukti dengan tidak dilibatkannya Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam pertemuan di Cikeas untuk membahas terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri. "Ini menunjukkan bahwa Pemerintah dengan sengaja mengabaikan dampak sosial dan penderitaan pekerja tambang dan keluarganya akibat PHK massal yang terjadi saat ini," ucapnya. [noe]

Pesawat A400M Pertama Malaysia

Malaysia segera datangkan 4 pesawat A400M ATLAS dari Airbus defence and space
Pesawat pertama dari empat pesawat transport A400M ATLAS yang dibuat Airbus Defence and Space untuk Malaysia, segera melakukan ground testing sebelum diserahkam pada tahun 2015, ujar pihak Airbus DS, 23 September 2014,

Pesawat Airbus A400M ATLAS ini dalam proses perakitan tahap akhir di Sevilla, Spanyol, dimana semua komponen besar sudah disatukan. Selanjutnya pesawat pesanan Malaysia ini akan melakukan ground testing dan tes terbang dan direncanakan diserahkan kepada Royal Malaysian Air Force (RMAF) pada triwulan pertama 2015. Dua pesawat selanjutnya diserahkan di akhir tahun 2015, sedangkan 1 pesawat lagi diserahkan tahun 2016.

Tim pertama pilot RMAF telah menjalani pelatihan di pusat pelatihan Airbus DS International di Sevilla Spanyol dan akan disusul oleh personel teknisi.

Malaysia menjadi konsumen ekspor pertama pesawat A400M setelah menandatangani kontrak tahun 2005. Pesawat ini akan menambah armada angkut RMAF, selain C-130H Hercules yang sudah menua, dan akan diremajakan nantinya.

Malaysia mengeluarkan dana 2,5 miliar dollar untuk pengadaan empat pesawat A400M, yang juga memperoleh kontrak pengadaan komponen pesawat yang dikerjakan oleh perusahaan Malaysia CTRM (Composites Technology Research Malaysia). (Janes.com).

21 March 2014

TNI AD Kembangkan Teknologi Nano Satelit dan Solar Cell

Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) telah mengembangkan teknologi Nano Satelit. Selain itu, AD juga mengembangkan teknologi Solar Cell.
Kepala TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Budiman (tengah) yang hadir bersama Kadispenad Brigjen TNI Andika Perkasa (kedua dari kiri) sedang memberi keterangan kepada Redaksi BeritaSatu Media Holdings dalam acara Media Visit TNI Angkatan Darat di BeritaSatu Plaza, Jakarta, Rabu (19/3) Kedatangan (KASAD) Jenderal TNI Budiman ke Redaksi BeritaSatu Media Holdings menyampaikan bahwa Pihak TNI siap untuk mengamankan dan menciptakan suasana damai PEMILU 2014 di Indonesia. (sumber: BeritaSatu Photo/ Emral)
“Saya sudah kembangkan dengan Universitas Surya untuk riset. Sudah 16 riset yang akan dibuka ke media tanggal 30 Maret nanti. Antara lain Nano Satelit, Surveillance sebesar Capung, ada sebesar Burung Garuda dan Kelelawar,” kata Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Budiman saat berkunjung ke redaksi Beritasatu Media Holding (BSMH) di Jakarta, Rabu (19/3).

 Dia menjelaskan pihaknya juga sedang membangun Peluncur Roket yang murah, Sollar Cell, satelit Base Transceiver Station (BTS), dan Radio CNI. Total anggaran untuk 16 riset tersebut mencapai Rp 30 miliar. “Semua dibuat dari bahan yang sangat murah. Peluncur Roket sangat murah. Solar Cell akan menjadi yang termurah di dunia. Kami harapkan Solar Cell untuk rakyat karena costnya masih mahal. Tinggal buat mencari bateri yang tahan lama dan murah,” tuturnya.

Mengenai pembangunan BTS, dia tegaskan kedepan tidak lagi komunikasi melalui satelit. BTS itu pemakaiannya gratis dan dijamin keamanannya. Menurutnya, kebijakan melakukan riset-riset tersebut untuk mendorong industri pertahanan di tanah air.

Di sisi lain, agar bangsa ini tidak bergantung pada produk-produk dari luar negeri. Padahal anak-anak bangsa ini bisa memproduksinya. “Di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Cybermedia, 96 persen komponen lokal yang buat oleh mereka yang di bawah 30. Ada 35 hecker. Mereka ditakuti dunia,” tuturnya. (beritasatu.com)

Sumber : JakartaGreater

15 March 2014

RKX-200 EDF, Kemajuan Teknologi Rudal Nasional

 Lapan kembali berhasil menerbangkan pesawat Electric Ducted Fan atau EDF di Landasan Pesawat, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, tanggal 5 Maret 2014. Setelah keberhasilan ini, pengembangannya akan berlanjut ke Roket RKX-200 Turbo Jet (TJ). Fungsinya akan digunakan untuk pengembangan roket kendali atau rudal jarak pendek, baik untuk pertahanan atau teknologi antariksa.
RKX-200 EDF Lapan
Awalnya kondisi jelajah diperkirakan pada 180 km/jam, tapi saat uji coba hasilnya sangat membanggakan, yaitu 200 km/jam. Uji terbang sendiri sudah dilakukan sejak 2013.

Penggunaan EDF dikarenakan kemudahan pengoperasian motor, ekonomis, dapat dipergunakan berulang kali (budget terbatas), kehandalan dan kemudahan dipasaran.

 “Untuk pesawat RKX 200 TJ, tahun ini Lapan mengembangkan EDF dengan mesin jenis turbo jet yang direncanakan terbang menjangkau kecepatan 250 km/jam,” ujar Kepala Program EDF dan Turbo Jet, Herma Yudhi Irwanto, M. Eng. Meski belum autopilot, menurut Herma Yudhi, target tersebut dapat terpenuhi pada pengujian perdana ini.
RKX-200 EDF Lapan
Bentuknya memang agak aneh tidak seperti rudal-rudal yang banyak kita lihat maklum, baru pengembangan. Nah untuk pembuatannya menggunakan geometri pesawat model F-18 (RC F-18). Kenapa? Karena RC F 18 mudah didapatkan di pasaran dan juga karena manuver pesawat F 18 sangat bagus.

Spesifikasi :
Massa total : 18 kg
Diameter : 20 cm
Panjang : 2,2 meter
Luas sayap : 0,75 m
Aerofoil ekor : NACA seri 4 (simetri)
Aerofoil sayap : NACA seri 5

“Sudah itu semua dalam negeri, itu sama saja dengan meriam atau peluru itu hanya campuran. Berapa ukuran berapa itu tergantung dibuatnya,”

Selain RKX 200 EDF, ada juga kakaknya yaitu RKX 300 EDF yang bentuknya sudah lumayan. Proses keberhasilan ini menjadi catatan yang membanggakan bagi Lapan. Pencapaian ini menjadi langkah maju bagi lapan untuk menerapkan teknologi roket yang lebih besar, seperti rencana R-Han 320, 450, atau 520.

Mudah-mudah pengembangannya berjalan lancar. Harapan untuk mempunyai Rudal Jarak Jauh dari darat ke darat atau udara semoga segera tercapai. Salut untuk Lapan meski anggarannya miris. Amin. (by Jalo).

Sumber : Lapan.go.id

21 Maret 2014, Asteroid Besar Hantam Bumi?

Asteroid itu terdeteksi sejak 2003. Berbahayakah?

Ilustrasi Asteroid berukuran raksasa menabrak Bumi
Dunia digemparkan dengan kabar mengerikan seputar asteroid sepekan lalu. Ya, dalam waktu dekat, tepatnya 21 Maret 2014, sebongkah asteroid besar bernama 2003 QQ47 diramalkan akan berbenturan dengan Bumi. Kabar ini langsung menyebar cepat di media sosial, tak terkecuali Twitter, Facebook, Path, dan semacamnya.

Membutuhkan waktu tiga bulan untuk memastikan bahwa asteroid itu ternyata tidak berbahaya. Dilansir Slate, Minggu 16 Maret 2014, asteroid besar 2003 QQ47 memang ada. Namun, tidak akan meluluhlantakkan Bumi beserta isinya pekan depan, atau bahkan setidaknya satu abad. Faktanya, asteroid tersebut akan melintasi langit Bumi dengan tenang pada 26 Maret 2014.

Jaraknya kurang lebih 19 juta kilometer dari Bumi, atau 50 kali lebih jauh dari jarak Bumi-Bulan.

Tidak berbahaya, bukan? Beberapa waktu lalu, Daily Mail sempat mengabarkan bahwa asteroid yang ditemukan pertama kali pada 2003, sekitar 11 tahun lalu itu, berpotensi untuk menabrak Bumi sekitar Agustus 2014.

Namun, pada September 2003, observasi baru justru mengatakan asteroid akan datang lebih cepat, yakni sekitar Maret 2014. Namun, fakta itu telah dibantah langsung oleh NASA. Dampak asteroid memang luar biasa dahsyat dan menakutkan banyak orang. Tak heran, jika rumor seperti ini menyebar seperti virus mematikan. (art)
Orbit Asteroid 2003 QQ47
Sumber : Viva.co.id

01 March 2014

Skadron F-16 Block 25 Pekanbaru Riau, Operasi Juni 2014

Pekanbaru - TNI AU menargetkan skadron udara baru berintikan 24 unit F-16 Fighting Falcon blok 25, yang berpangkalan di Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadi, Pekanbaru, Riau, beroperasi Juni tahun 2014. Skadron ini diberinama Skadron Udara 16.
F-16 Block 25 Indonesia selagi bertugas di Air National Guard
Jika ini terwujud, maka Dragon Family (sebutan bagi penempur F-16 Fighting Falcon di kalangan TNI AU) akan bisa mengawasi ruang udara kawasan penting perekonomian Indonesia dan dunia, di Selat Malaka, secara lebih efektif.

Sebagai gambaran, pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Singapura hanya memerlukan waktu kurang dari satu menit untuk bisa berpapasan dengan garis batas wilayah kedaulatan Indonesia di Selat Philips dan Selat Singapura.

Dari Batam, mata telanjang manusia bisa menyaksikan mereka lepas landas dan mendarat, sebagaimana terjadi pada penerbangan sipil di Bandar Udara Internasional Changi, Singapura.

“Sekarang pembangunan fasilitas fisik sudah siap 90 persen, dan diharapkan Juni tahun ini dioperasikan,” kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Roesmin Nurjadin, Kolonel Penerbang Andyawan, di Pekanbaru, Rabu.

Ia mengatakan, Panglima Komando Operasi I TNI AU, Marsekal Muda TNI M Syaugi (termasuk generasi pertama penerbang F-16 dengan callsign Wild Geese), pada 25 Februari lalu telah meninjau persiapan skadron udara baru itu di Pekanbaru.
F-16 block 25 Indonesia sebelum direfurbish
TNI AU bakal menempatkan 24 F-16 Fighting Falcon blok 25 eks Perang Irak, yang direncanakan akan di-upgrade ke blok 52+ hibah dari Amerika Serikat di sana, dengan biaya total sekitar 400 juta dolar Amerika Serikat memakai skema pembayaran foreign military sales.

 Selama ini TNI AU “cuma” pernah membeli 12 unit F-16A/B blok 15 OCU dari Amerika Serikat, yang jumlahnya kini menyusut tinggal 10 unit saja, yang tergabung dalam Skadron Udara 3. Saat itu, Indonesia menjadi negara operator pertama F-16 Fighting Falcon di Asia Tenggara.

 Di antara kesiapan fisik di Pekanbaru itu, meliputi hanggar, hanggar perawatan, arena parkir pesawat terbang dan naungannya, gudang amunisi, asrama dan rumah tinggal pilot dan awak darat, perkantoran, dan lain-lain.

Jika berjalan lancar, maka akan ada dua skadron udara di sana, yaitu Skadron Udara 12 berintikan Hawk 109 dan Hawk 209 buatan British Aerospace generasi ’80-an, dan (nanti) Skadron Udara 16 –yang kebetulan nomornya pas dengan nomor tipe pesawat tempurnya– berintikan 24 unit F-16 Fighting Falcon hibah Amerika Serikat.

 “Selama ini pasukan pemukul udara F-16 ada di Madiun, Jawa Timur. Nantinya, skadron baru F-16 ini akan bermarkas di Pekanbaru ini sebagai pasukan pemukul udara Indonesia di bagian barat,” katanya. 
 “Kekuatan kita akan makin mantap di udara untuk melindungi NKRI,” katanya. Dengan begitu, kewenangan dan kemampuan TNI AU memaksa mendarat pelanggar kedaulatan wilayah udara nasional semakin mantap pula. (Antara).

Pembelian Apache dan F-16 Tetap Berlanjut

Jakarta – Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, kekurangan Rp 27 triliun tidak membuat proses pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) terhenti begitu saja. Sebab, dari jumlah itu, pemerintah masih memiliki dana sebesar Rp 123 triliun.
Perangkat elektronik canggih yang berada di bagian luar-depan Helikopter Apache AH-64E-Guardian, memungkinkan pilot untuk mendeteksi ancaman lebih awal
Dana tersebut berasal dari platform yang diajukan Kementerian Pertahanan sebesar Rp 150 triliun. Namun, dari jumlah itu, Rp 27 triliun memang tidak dicairkan.
“Karena yang kita lakukan itu, misalkan F16. Itu budgetnya beli 6, ternyata kita bisa dapat 24. 6 Itu kan budget beli baru, kita dapat sekarang yang second hand, tapi kita upgrade lebih bagus lagi dan itu bisa terbang dan kita tingkatkan menjadi block 52. Nah itu udah nolong,” 
ujar Purnomo usai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, 27/2/2014. Meski tidak dicairkan, Purnomo beranggapan langkah tersebut sebagai upaya efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah.

Sehingga, proses pembayaran alutsista yang dibeli hanya dapat menggunakan dana sebesar Rp 123 triliun saja. Dengan demikian, dalam lima tahun dapat dilunasi sebesar Rp 24,6 triliun.

“Dan ternyata dari sisi jumlah tak mengganggu. Malah kita dapat kapal Usman Harun, John Lie dan Bung Tomo segala. Frigat kita yang baru dari Inggris,” ungkapnya. (Merdeka.com)

28 February 2014

Roket Pertahanan Indonesia RX-320

Jakarta : Setelah keberhasilan Roket R-Han 122 mengisi alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI, Lapan kembali mencoba mengembangkan roket pertahanan lainnya, dengan daya jelajah 70 hingga 100 km.
Add caption
Untuk roket pertahanan ini, pengembangannya diambil dari roket RX-320 dan RX-450 seperti yang disampaikan Kapusroket Lapan, Dr. Rika Andiarti saat berbincang.
R-Han tersebut akan dipenuhi oleh RX-320 untuk jangkauan 70 km dan RX-450 untuk jangkauan 100 km,”
RX-320 saat ini sedang dikembangkan oleh tim konsorsium roket yang terdiri dari Kemenristek, Kemenhan, PT DI, PT Dahana dan PT Pindad. Untuk RX-450 masih perlu uji statis kembali, karena saat peluncuran pertama hasilnya hanya ditingkat 75%, belum maksimal.

Sayangnya, rencana memperbanyak roket tidak didukung oleh pemantapan pembuatan pabrik propelan tanah air. Selama ini propelan masih menggunakan bahan baku dari negara lain.
Roket Lapan
PT Dahana mengaku sudah berhasil membuat propelan dari bahan baku lokal dengan nilai komponen sebesar 20 persen. Setelah pabrik ada, pengembangan komponen lokal akan dinaikkan. Koordinator Proyek Khusus PT Dahana Yusep Nugraha mengaku pembangunan pabrik ini masih terkendala pada anggaran.

“Kalau merujuk kemandirian dan kebutuhan pertahanan, kita ingin pabrik propelan dibangun mulai tahun 2014, tapi pada akhirnya pemerintah yang akan menentukan kapan anggaran untuk propelan bisa dialokasikan,”.
Roket RX Lapan

Seperti yang kita ketahui, R-Han 122 dibagi menjadi dua versi, yaitu untuk TNI AL dan TNI AD. Untuk TNI AD hasil pengembangan roket RX-1210 berdiameter 120 mm dengan panjang propelan 1 meter. R-Han varian pertama ini memiliki berat 38 kg dan menjangkau sejauh 14 km.

Sedangkan Roket TNI AL atau R-Han 122b ini memiliki ukuran yang lebih panjang dari varian pertama. Selain memiliki panjang yang berbedan daya jangkau lebih jauh, bisa mencapai 25 km. (by Jalo)