27 February 2014

Ingin Kuasai Asia, AS Akan Bangun Pangkalan Militer Besar di Asia

Setelah militernya mendekati Indonesia dengan mengumbar janji akan memodernisasi TNI, kini AS mulai kembali melirik negara tetangga ASEAN, yaitu Filipina. Melalui Komandan Armada Pasifik, Laksamana Harry Harris, AS mengungkapkan niatnya untuk menambah dan memperluas kehadiran pasukannya di negara kepulauan itu dengan membangun kembali pangkalan militer nya di kawasan ASIA Pasifik.

KTT Asean Brunei Darussalam
"Sudah Siapkah Indonesia Perang ?
 Semua maklum, semakin gencarnya lobi dan kehadiran AS di Asia Tenggara merupakan bagian dari rencana AS untuk membangun "poros Asia". Rencana pembangunan pangkalan militer itu digalakkan menyusul nafsu Amerika Serikat untuk terlibat dalam ketegangan di kawasan Laut China Selatan yang terus meningkat setelah China mengklaim perariran yang dipersengketakan. 

Namun rencana itu mendapat tentangan dari pemerintah Filipina. Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, kesepakatan akhir (membangun pangkalan militer AS) ditangguhkan karena Manila bersikeras untuk mendapatkan akses ke seluruh fasilitas sementara AS.

Dan di saat yang sama, menolak permintaan untuk mengizinkan AS mendirikan pangkalan di luar kamp Filipina. "Masalahnya," lanjut sumber itu, "AS menginginkan kendali penuh termasuk mengibarkan bendera AS sendiri di daerah tertentu. Itu akan memicu tantangan konstitusional." Konstitusi Filipina membutuhkan perjanjian yang dibicarakan bersama AS sebelum AS dibolehkan menyiapkan fasilitas mandiri.

Menjelaskan status hukum saat ini yang terkait dengan kehadiran AS di negara itu, Ramon Casiple, direktur eksekutif Institute of Political and Electoral Reforms, mengatakan, "Terdapat sebuah kamp Amerika dalam pangkalan Filipina dan dikendalikan bersama oleh para komandan Amerika dan Filipina. Menurut teori, itu berarti seorang komandan Filipina dapat memasuki kamp AS setiap saat.

Kenyataannya, prajurit AS tidak membiarkan siapa pun memasuki kamp AS tanpa seizin komandan kamp AS." Casiple mengatakan, salah satu solusi yang sedang dipertimbangkan adalah Filipina mendirikan pangkalan di Subic Bay, yang akan digunakan AS.

Subic Bay, bekas pangkalan angkatan laut AS yang menghadap Laut Cina Selatan. ditinggalkan AS pada 1992 setelah Filipina menuntut dibuatnya perjanjian formal atas pangkalan itu. Poin yang mencuat saat itu adalah tuntutan Manila untuk menghukun personil AS atas kejahatan serius seperti pemerkosaan dan pembunuhan warga Filipina.
  "8 Tahun Lagi, Perang Beralih ke Asia Pasifik! Persiapan Tahun 2020:
Penempatan 60% Militer AS di Australia Fokus ke Asia, Penyadapan Antar Negara Marak Pula, “Zona Perang” AS dari Timur Tengah Kini Beralih ke Asia

Langkah pemerintah Amerika Serikat mengubah fokus mereka ke Asia akan semakin membebani Indonesia sebagai negara berpengaruh di ASEAN. Indonesia dituntut memainkan peranan pendorong dan penyeimbang berbagai konflik di Asia.

Hal ini disampaikan oleh Professor Ann Marie Murphy, peneliti senior di Weatherhead East Asia Institute, Columbia University
Peta Lokasi Pangkalan Militer AS Beserta Sekutunya

Menurut Murphy, Indonesia akan memiliki peran penting dalam menyokong ASEAN dari belakang.

Keterlibatan AS di Asia yang mendukung negara-negara sekutunya akan membuat konflik semakin panas. Penambahan pasukan AS di Asia juga membuat ketegangan meningkat.
"“Sama seperti saat Irak akan digempur melalui persiapan Operation of Enduring Freedom, dimana saat ini Indonesia sama juga “sudah terkurung” seperti Irak, oleh pangkalan-pangkalan AS yang berada di Christmas Island, Cocos Island, Darwin, Guam, Philippina, Malaysia, Singapore, Vietnam hingga kepulauan Andaman dan Nicobar beserta sejumlah tempat lainnya.”

0 comments:

Post a Comment